Fungsi Lampu Lalu Lintas

Lampu lalu lintas atau yang biasa kita sebut dengan lampu merah yang berada di persimpangan jalan digunakan untuk mengendalikan arus lalu lintas termasuk penyebrang jalan dan lainnya. Walaupun ada lampu merah sebagai pengatur arus lalu lintas, ternyata tidak membuat persimpangan jalan menjadi aman dan jauh dari kecelakaan.

Hal ini diungkapkan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, persimpangan jalan bisa saja menyebabkan kecelakaan karena saat pengendara melaju dengan cepat saat lampu hijau, di sisi lain ada juga pengendara yang menerobos lampu merah. Jusri menyarankan agar setiap pengendara yang berada di persimpangan jalan harus berhati-hati walaupun saat lampu hijau.

Lampu lalu lintas yang berada di persimpangan jalan memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk menghindari hambatan karena perbedaan arus jalan, memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan sekunder, dan juga bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena arus jalan yang berbeda.

Kebiasaan masyarakat kita yang masih suka mengabaikan peraturan lalu lintas dan sering menerobos lampu lalu lintaslah yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan di persimpangan jalan ini. Dibuatnya lampu merah ini juga di atur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan(UU LLAJ) pada pasal 106 huruf c. Alat pemberi isyarat lalu lintas.

Dan untuk pengendara yang melanggar lalu lintas ini juga bisa dikenakan sanksi yang tercantum pada pasal 287 Ayat 2 yakni;

 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf c dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu”.